Rabu, 08 September 2010

TBHRM

Dalam kompetisi yang semakin cepat dalam mencapai keunggulan perusahaan yang terpenting adalah  organisasi yang beradaptasi dengan perkembangan bisnisnya dan didukung oleh SDM yang ahli di bidangnya serta dapat melakukan perbaikan terus menerus, dapat bekerjasama dengan baik dan saling mengisi. Untuk mendapatkan orang-orang terbaik dalam waktu yang cepat dan biaya yang murah tentu tidak mudah. Dikenal pendekatan ini dikenal dengan TBHRM (talent based HRM) sebagai suatu metode untuk memperoleh SDM baru yang berbakat dan juga mempertahan SDM lama yang memiliki skill tinggi. Sehingga dengan TBHRM dapat diperoleh / direkrut orang -orang terbaik dalam menciptakan SDm kelas dunia.

Apa bedanya dengan CBHRM?
Jika dilihat berbedaan berdasarkan talent dan competency, perbedaan  antara keduanya adalah : Talent adalah Who am I, what I like doing, bersifat gift dan berupa pleassure. Sedangkan Competency adalah What I learn, what I can do, merupakan hasil belajar  serta berupa effort.

Menurut Pande N. Agus Jaya, bahwa CBHRM fokus kepada Attitude & Behavior dengan orientasi memotret faktor-faktor sukses dari Role Model, kemudian merekrut, men-develop, dan meng-encourage semua orang untuk memiliki karakteristik sesuai dengan faktor-faktor sukses tersebut.
Sedangkan  Talent Based Human Resource Management (TBHRM) berfokus pada Potential Talent yang bersangkutan yang merupakan faktor internal. Men-develop orang tersebut secara terfokus sesuai dengan Potential Talent-nya hingga memiliki kompetensi sampai level kelas dunia.

Mengapa harus TBHRM?
1. Speed (Orang yang beraktivitas pada Talent-nya memiliki kemampuan  belajar yang lebih cepat),
2. Productivity and Precision (Orang yang  beraktivitas pada Talent-nya mampu bekerja lebih cepat dan menghasilkan  kualitas output yang lebih baik), dan
3. Longevity and Attendance  (Orang yang beraktivitas pada Talent-nya bisa bertahan lebih lama serta  tidak “mangkir” dari tugasnya).


Apakah Model TBHRM lebih baik dari CBHRM?
Model CBHRM pertama kali dikembangkan olehProf Dr David McClelland di Amerika  Serikat. sejak puluhan tahun lalu seperti booming tanpa ada pesaing.  Sedangkan konsep TBHRM lebih banyak diadopsi oleh perusahaan asing beberapa tahun lalu.  Apakah model TBHRM cocok dengan perusahaan Indonesia?

Pakar HR Pande Nyoman Agus Jaya, menganggap CBHRM sudah ketinggalan zaman dan menganggap kegagalan yang dimunculkan dalam penerapan konsep itu cukup tinggi. “Hasilnya kalau boleh jujur saya sampaikan, 90% gagal,” seperti dikutip oleh Majalah Human Capital.

Memang belum banyak perusahaan yang menerapkan TBHRM. Untuk perusahaan lokal diantaranya adalah PT Wijaya Karya, Bank Mandiri, Bank Central Asia, PT Lautan Luas Tbk.

Menurut Sandra Sahupala, Untuk dapat menerapkan konsep itu secara konsisten dan dapat memberi manfaat yang berarti dalam pengelolaan perusahaan. Maka perusahaan tersebut harus memenuhi beberapa prasyarat;

1. Manajemen telah menetapkan kriteria-kriteria dari talenta-talenta kunci, dan menerapkan proses seleksi dan assesmen periodik talenta-talenta kunci yang ketat berdasarkan kriteria-kriteria tersebut.

2. Manajemen mempunyai suatu sistem penempatan talenta-talenta kunci yang baik. Biasanya talenta-talenta kunci menempati posisi pekerjaan yang penting (critical job positions), dan senantiasa diberikan tugas-tugas atau proyek-proyek yang penuh tantangan.

3. Terdapat Sistem Pengelolaan Kinerja (Performance Management System) yang baik dan adil. Tanpa adanya sistem pengelolaan kinerja yang baik dan adil, penilaian kinerja dan prestasi karyawan akan didasari pada “Like and Dislike”.

4. Terdapat suatu keadaan kesempatan yang sama (Equal Opportunities) dan pelakuan adil yang didasari pada assesmen yang faktual.

5. Agar 3 dan 4 dapat dipenuhi maka hal ini sejogyanya didukung dengan suatu kebijakan SDM (human resources policies) dan alat dan sistem penilaian kinerja (performance appraisal system and tools) yang secara konsisten diterapkan. Artinya tidak terdapat perlakuan yang khusus bagi orang-orang tertentu.

6. Manajemen menerapkan suatu sistem pengakuan dan penghargaan yang bersaing. Bukan hanya sistem kompensasi finansial yang baik, tetapi juga program pengakuan dan penghargaan yang non-finansial.


*)dikutip dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar