Minggu, 25 Juli 2010

Perfeksionis


Apakah Saya termasuk Ibu perfeksionis?
Jadi ingat setiap kejadian ditinggal mudik asisten. Kan sebentar lagi lebaran. Jatahnya asisten mudik.
Dulu.... saat pertama menikah dan awalnya punya baby Ghazy.
Saat asisten mudik saya menginginkan rumah rapi dan teratur sebagaimana masih ada asisten yang membantu pekerjaan saya di rumah. Jika setiap hari rumah dipel minimal 1 kali saat tak ada asistenpun saya ingin melakukannya sendiri.
Begitupun urusan kerapian, mainan anak terletak pada tempatnya sesuai fungsinya *lego besar dalam kotak yang sesuai, lego kecil dalam kotak yang sesuai, baju pergi tersusun di baju pergi, baju rumah di baju rumah dll). Buku di rak tersusun rapi tidak boleh punggungnya terbalik, dll.
Kalau ada asisten tentu semua berjalan lancar... Ketika asisten mudik saya kelabakan sendiri... Yang ada capek... jadi sering ngomel... *he he he...* Mengurus rumah tak pernah selesai... Habis ngepel... beresin lemari baju... mainan berserakan lagi dst.
Saya rasa bagi asisten yang baru mungkin akan bilang saya cerewet abis. Saya tak suka baju-baju di lemari tidak sesuai pada tempatnya. Mainan anak-anak tercampur tidak sesuai fungsinya. Gunting hilang karena tidak dikembalikan pada tempatnya.
Ha ha ha itu dulu... Untungnya Neni, asisten di rumah paham sifat saya.

Perfeksionis adalah orang yang memiliki pandangan bahwa seseorang harus sempurna mencapai kondisi terbaik pada aspek fisik ataupun non materi. Sehingga biasanya seorang perfeksionis cenderung lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengerjakan sesuatu sebaik mungkin, serius dan tak ingin ada kesalahan. Ia akan menghabiskan banyak energi untuk itu. Itulah sebabnya seorang yang perfeksionis lebih mudah letih dan cemas.

Ibu perfeksionis tentunya menginginkan segala sesuatu yang terjadi di rumah terlaksana sempurna. Mungkin salah satu ciri-ciri di rumahnya adalah keteraturan dan sesuatu terletak pada tempatnya.

Beberapa tahun lalu suatu saat saya pernah sharing dengan teman-teman blogger... termasuk diantara dengan Almarhum Bunda Inong. Kenapa stiap lebaran saya sering mengalami sariawan * he he mungkin kecapek-an* Waktu itu Bunda Inong ngasih saran supaya janganlah menjadi ibu yang perfeksionis jika ingin menikmati menjadi seorang Ibu rumah tangga.

Benar juga walaupun mungkin sedikit terlambat saya lakukan waktu itu... Saat ini jika ditinggal pembokat tidak secapek waktu dulu. Padahal krucilnya ada 3 orang. he he he... Bahkan skarang mungkin lebih cenderung koboi.
Ibu 3 anak tentunya sudah pengalaman dong.... Harus bisa ngatur mana yang perlu saya lakukan dan tidak saya lakukan dengan pemeriksaan khusus.

Hal ini juga dialami dalam mengasuh Faiz yang sedikit berbeda dengan Kakak-kakaknya. Faiz lebih sering saya biarkan mengerjakan sesuatu sendiri biarpun rumah berantakan. Beda dengan dulu... karena gak suka rumah berantakan bahkan cenderung banyak larangan ini dan itu. Faiz dibiarkan makan nyuap sendiri walopun makanan kemana-mana.

Diantara FGH, yang perfeksionis mungkin Haura. Walopun anak-anak masih berkembang karakternya. Haura sering ingin melakukan sesuatu secara teratur. Lebih rapi dan mengatur sesuatu itu sesuai pada tempatnya.

Jadi... jika ingin menjadi Ibu yang berbahagia janganlah perfeksionis. He he he...
Menjadi seorang Ibu rumah tangga apalagi. Tugasnya sungguh mulia... Tugasnya ada sejak bangun di pagi hari sampai mata terpejam ketika malam sudah tiba. Terima kasih buat Ibu-Ibu semuanya... Pahlawan dalam keluarga