Minggu, 05 Desember 2010

Kisah Cinta Ainun dan Habibie



Begitu keduanya digambarkan 2 raga satu jiwa. Tak salah seperti dikatakan Najwa Sihab pada launcing buku tsb, tak jarang anak muda skarang mengatakan pada pasangannya "Maukah kau menjadi Ainun?"
Banyak pasangan memohon doa agar cinta mreka seperti Ainun dan Habibie.
*hmmmm so sweet..."

Ketika masa hidupnya aku tak terlalu mengenal dan ingin tahu tentang Bu Ainun. Saat saat P Habibie kehilangan bliau... Sungguh terasa begitu mreka benar benar satu hati yang tak terpisahkan.
Kita mengenal mantan ibu negara tsb sebagai seorang wanita cantik, cerdas dan murah senyum.
Namun rasa ingin tahu dan kekaguman padanya makin terasa ketika beliau telah tiada, bagaimana seorang Habibie kehilangan senyumnya yang selalu memukau.. dan merindukannya.

Buku tentang perjalanan cinta seorang professor sains ahli konstruksi pesawat terbang dan professor cinta. Memulai kisahnya dari Rangga Malela bandung. Berisi perjalanan kehidupan cinta mreka sampai ke detik detik terakhir Ainun sebelum masuk ke alam dan dimensi barunya begitu diistilahkan Pak Habibie dalam buku tersebut.
Bagi saya yang memang gampang terenyuh cukup menguras air mata... *trutama beberapa bab terakhir* Habibie dengan setia tak pernah meninggalkan Bu Ainun kecuali ke kamar kecil atau jika dia yg diperiksa, minimal mereka akan selalu  "tetap satu atap".
Satu jiwa mereka seakan sudah dan selalu ada komunikasi telepati. Begitu keduanya merasa saling menhayati pikiran dan prasaan masing-masing. Habibie menyertai dengan doanya dengan getaran nurani.  Dan Ainun selalu memberikan senyum yang memukau dan merindukan.
Kriteria satu atap ini disaat pemakaman, Habibie mengatakan "Ainun jiwa, roh, batin, dan nurani kita sudah manunggal dan atap kita bersama adalah langit alam semesta. Karena itu Ainun tetap berada disamping saya dan saya disamping Ainun, dimana saja kami sedang berada sepanjang masa"

Ainun sungguh dapat menjadi suatu contoh istri dan ibu yang patut dikagumi. Ia cantik dan cerdas... terpelajar juga seorang dokter anak. Bukan hal mustahil jika ia bisa berkarir. Setelah anaknya kedua lahir ia sempat bekerja dengan penghasilan tak kalah dari suaminya. Dan ketika Thareq usia 6 tahun kemudian sakit keras, ia memutuskan berhenti bekerja... mengurusa kedua anak dan suaminya. "...seimbangkah anak kehilangan Ibu Bapak, seimbangkah orang tua kehilangan anak, dengan uang dan kepuasan pribadi tambahan karena bekerja? Itulah sebabnya saya memutuskan menerima hidup pas-pasan...."

Buku yang baru saja diselesaikan Habibie Nopember lalu ditutupnya dengan doa yang disebutnya Manunggal. Saya kutip disini *karena doa dan puisi-puisi beliau sangat indah.*

Allah, lindungilah kami
Dari segala gangguan, godaan dan kejahatan
Yang datang dari luar dan dari dalam
Mencemari yang Engkau tanam di diri kami, Bibit Cinta
Cinta, Murni, Suci, Sejati, Sempurna, dan Abadi
Sepanjang masa, kami siram tiap saat dengan kasih sayang
Kami bernaung dan berlindung di bawah Bibit Cinta ini
Cinta yang telah menjadikan kami Manunggal
Manunggal jiwa, roh, batin dan nurani kami
Sepanjang masa, sampai akhirat


Terima kasih Allah, Engkau telah pisahkan kami
Sementara berada dalam keadaan berbeda
Istriku Ainun dalam dimensi baru dan alam baru
Saya dalam dimensi alam Dunia
Terima kasih Allah, sebelum kami dipisahkan
Engkau telah jadikan kami manunggal
Saya manunggal dengan Ainun sepanjang masa
Memperbaiki, menyempurnakan dan menyelesaikan
Rumah kami di Alam Dunia sesuai keinginanMu
Ainun manunggal dengan saya sepanjang masa
Membangun "raga" kami abadi di Alam Baru
Murni, Suci, dan Sempurna sesuai dengan keinginanMu
Terima kasih Allah, Engkau telah menjadikan bibit
CintaMu ini
paling Murni, Paling Suci, Paling Sejati dan Paling Sempurna
Sifat ini di seluruh Alam Semesta hanya mungkin dimiliki Engkau


Jika sampai waktunya
Tugas kami di Alam Dunia dan Di Alam Baru selesai
Tempatkan kami Manunggal  di sisiMu
Karena Cinta Murni, Suci, Sejati, Sempurna dan Abadi
Dalam "raga" yang abadi, dibangun Ainun yang manunggal
dengan saya sesuai kehendakMu di Alam Baru sepanjang masa
Jiwa, Roh, Batin, "Raga" dan nurani kami, Abadi sampai Akhirat



*Ya Allah... jadikan cinta kami speerti Aiunun dan Habibie... Satu Roh, Satu Batin dan Nurani... Sepanjang masa... Cinta Murni dan Sejati... Dia untukku dan Aku untuknya..*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar